Resensi Film Tobatnya Seorang
Pencuri
A. Identitas
Film
Judul
Film : Tobatnya Seorang Pencuri
Perancang
Skenario : Rizki
Editor :
Nandha.Sr
Kameramen : Nur Meilani
B. Kepengarangan
Film pendek yang berjudul Tobatnya
Seorang Pencuri merupakan salah satu karya siswa-siswi XII IPA 3 SMAN 2 Rantau
Selatan. Karya ini berlatar belakang dari salah satu proyek pelajaran Bahasa
Indonesia. Dengan usaha dan kerja sama kelompok. Mereka akhirnya berhasil
menciptakan sebuah karya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
C. Sinopsis
Film Tobatnya Seorang Pencuri ini
menceritakan tentang dua orang penjambret yang pada akhirnya tobat dan sadar
akan perbuatannya. Ditengah teriknya matahari siang tampak dua orang pria sedang
bercakap-cakap tentang siapa yang akan menjadi sumber penghasilan mereka. Dan
tidak lama kemudian, lewatlah dua orang wanita dengan sebuah tas berwarna
hitam-putih yang sedang menunggu angkot hendak pergi ngampus. Setelah melihat kedua wanita itu, mereka dengan sigap menyusun
dan melakukan aksi mereka. Setelah mereka berhasil menjambret tas wanita itu, mereka
berdua pergi ke markas tempat biasa mereka bertemu dan berbagi hasil jambretan.
Tanpa berpikir panjang, kedua orang penjamret ini dengan sigap membuka tas dan
mengeluarkan semua isi tas tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah smartphone dan uang sebesar Rp 325.000,00. Mereka pun sibuk
membagi hasil jambretan dan hampir bertengkar karena merasa tidak mendapatkan
hasil yang sama rata.
Keesokan harinya, Penjambret 2
(Rizki) mengantarkan adiknya ke Kantor berhubung ada yang ingin di urus. Ketika
adik Rizki sampai kantor, ternyata kantornya tutup. Akhirnya dia pun memutuskan
untuk pulang saja. Tiba-tiba Penjambret 1 muncul dan merampok tas adik Rizki.
Adik Rizki pun terkejut dan berteriak mengatakan “Jambret”. Setelah Penjambret
1 berhasil menjabret tas adik Rizki. Penjambret 1 pun langsung menelpon dan
mengajak Rizki bertemu di markas mereka.
Beberapa menit kemudian, mereka
bertemu di markas. Penjambret 1 pun mengeluarkan tas hasil jambretannya. Ketika
melihat tas hasil jambretan, Rizki merasa bahwa dia mengenal tas jambretan yang
akan menjadi sumber penghasilannya. Dia pun mencoba memastikan isinya. Setelah
melihat handphone yang ada di dalam
tas, keraguannya pun terjawab bahwa sebenarnya tas itu ialah tas milik adiknya
sendiri. Rizki pun langsung memukul Penjabret 1 sampai terjatuh ke dalam
selokan. Penjambret 1 pun merasa bingung mengapa temannya tega memukul dia
seperti itu. Rizki akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Penjambret 1 dan mengatakan
jangan pernah lagi berhubungan dengannya.
Waktu pun terus berlalu. Penjambret
1 pun merasa bersalah dan sedih karena temannya tidak menganggapnya lagi.
Melepas semua kesedihan dan rasa bersalahnya Penjamret 1 pun memutuskan untuk
pergi ke Masjid. Dia pun berdoa dan
memohon maaf kepada Tuhan bahwa selama ini Dia khilaf. Setelah pulang dari
Masjid, Penjambret 1 pergi menjumpai Rizki untuk meminta maaf kepada Rizki dan
juga kepada adiknya. Penjamret 1 mengatakan bahwa Dia tidak akan pernah
mengulangi perbuatan itu lagi. Rizki dan adiknya pun menerima permintaan maaf Penjambret
1 dan akhirnya mereka kembali berteman.
D. Unsur-unsur
1.
Unsur Intrinsik
a. Tema :
Penyesalan dan Kembalinya Seorang Penjambret ke Jalan yang Benar
b. Tokoh
dan penokohan
1. Penjambret
1 : Jahat, suka mencuri
tetapi pada akhirnya Ia sadar akan perbuatannya.
“Penjamret 1
mengatakan bahwa Dia tidak akan pernah mengulangi perbuatan itu lagi.”
2.
Penjambret
2 (Rizki) : Jahat, suka mencuri, sayang
kepada adiknya tetapi pada akhirnya Ia sadar akan perbuatannya.
“Setelah melihat
handphone yang ada di dalam tas, keraguannya pun terjawab bahwa sebenarnya tas
itu ialah tas milik adiknya sendiri.”
3. Adik
Rizki : Lembut, baik,
sayang kepada abangnya, pemaaf.
“Rizki dan
adiknya pun menerima permintaan maaf Penjambret 1 dan akhirnya mereka kembali
berteman.”
c. Latar
Latar Tempat : Kantor, Markas jambret.
“Ketika adik
Rizki sampai kantor, ternyata kantornya tutup.”
Latar Waktu : Siang hari
“Ditengah
teriknya matahari siang tampak dua orang pria sedang bercakap-cakap tentang
siapa yang akan menjadi sumber penghasilan mereka.”
Latar Suasana : tegang, sedih, khusyuk, ragu.
“Dia pun berdoa dan memohon maaf kepada Tuhan bahwa
selama ini Dia khilaf.”
d. Alur
: Maju
e. Sudut
pandang : Orang
ketiga
“Penjambret 1
pun mengeluarkan tas hasil jambretannya.”
f. Amanat
1. Jangan
melakukan kejahatan dalam bentuk apapun. Karena apa yang kita tabur, itu juga
yang akan kita tuai. Apabila kita menabur kejahatan, kejahatan juga lah yang
akan kita dapatkan di kemudian hari baik itu kepada diri kita sendiri maupun
keluarga atau pun orang yang kita sayangi.
2. Bertobatlah
selagi masih ada kesempatan. Karena Tuhan Maha Pengasih, Maha Pemaaf dan Maha Pemurah
bagi umatnya yang mau berbalik ke jalan-Nya.
g. Gaya
Bahasa
Film pendek ini
menggunakan bahasa sehari-hari yang sering kita dengar.
2.
Unsur Ekstrinsik
a. Nilai
Moral
Kita harus meminta maaf
kepada orang yang terkena masalah atas kesalahan yang telah kita perbuat.
b. Nilai
Agama
Bertobatlah selagi
masih ada waktu, sebelum kita menyesal di kemudian hari. Karena Tuhan Maha
Pengasih, Maha Pemurah, dan Maha Pemaaf bagi umat-Nya yang kembali ke jalan-Nya
E. Kelebihan
Akting Penjambret 1 mengalir saat
memerankan perannya yang sadar pada perbuatannya ketika sedang berdoa ditambah
dengan musik yang sesuai dengan suasana. Pencahayaan kamera juga bagus.
Pemilihan latar tempat lumayan bagus.
F. Kekurangan
Pengambilan atau perekaman film
sangat tidak bagus sehingga film kurang menarik. Akting pemeran yang menjadi
korban jambret juga kurang masuk ke dalam suasana. Pengeditan film juga kurang,
sehingga kesalahan saat memerankan peran sangat jelas dan timbul suara yang
tidak seharusnya ada. Volume suara pemain juga kurang, sehingga percakapan
antar tokoh tidak terdengar oleh penonton. Konflik dalam film juga terlalu
cepat ditimbulkan. Musik yang diputar pada ending
film terlalu keras.
G. Penutup
Film pendek yang berjudul Tobatnya
Seorang Pencuri karya siswa-siswi XII IPA 3 SMAN Rantau Selatan ini mengajarkan
kita untuk tidak mencuri milik orang lain karena apa yang kita tabur itu juga
yang akan kita tuai. Apabila kita mencuri milik orang lain maka kita ataupun
keluarga kita juga suatu saat akan menjadi korban pencuri. Film ini juga
mengajarkan kita agar selagi masih ada kesempatan, secepatnya kita harus
mengakui kesalahan kita dan meminta maaf kepada sesama dan kepada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar